Taufan S. Chandra Negara. Praktisi Seni. Penulis. Dramawan. Skenografi. Desainer Grafts. Memimpin Dur Band Theatre, grup Teater Tari Kontemporer, meneruskan cita-cita ‘sang melati’, telah di surga.
Pada 1981-1987, bergabung di Grafiti Pers Penerbit, Majalah Tempo, Majalah Zaman, Majalah Medika. Taufan, anggota tetap Teater KOMA sejak 1981, sebagai aktor, desainer tata cahaya-skenografi. Telah menulis beberapa naskah drama, antara lain: Bendera (1994), Grass Rock Opera (1998), Gerbong (1999), Saputangan Merah Jambu (1999), Bolong (2000), Opera Sang Sangkuriang (2001), Taman Hati (2003), Monolog Aksioma (2004), Monolog Bangsat (2004), Monolog Kepada Orang Terkasih (2005), Monolog Bunga Di Atas Awan-awan Atawa Cinta Dibalut Hitam (2005), Monolog Kromo Kronik (2005).
Menerbitkan antologi monolog edisi bahasa Indonesia berjudul Babad Raja Tega, Monolog-Monolog Manusia Merdeka.
Belajar disiplin aktor panggung, dari sang guru N. Riantiarno, Teater KOMA. Belajar pengalaman pentas dari berbagai sumber pakar seni, antara lain: Rudjito, Putu Wijaya, Teguh Karya (dari N. Riantiarno), Rendra.
Belajar secara autodidak tentang desain panggung, teater, seni rupa dan film. Awai belajar seni teater dari, Noorca M. Massardi dan Yudhistira ANM Massardi, semasa SMA (1972-1975).
Setelah pameran tunggal seni rupa ke-13 di berbagai rumah seni, antara lain di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki (2007-2013). PAINTING AS A THEATRE OF LIGHTS AND COLOURS (LUKISAN SEBAGAI TEATER WARNA DAN CAHAYA). Ditulis oleh Prof. Bambang Sugiharto, Guru Besar Filsafat Universitas Katolik Parahyangan Bandung Indonesia. Buku tersebut tentang perjalanan pameran tunggal seni rupa, Taufan S Chandranegara 2005-2013. Penerbit Pusat Kesenian Jakarta-Taman Ismail Marzuki, 2013. Prakarsa Drs. Bambang Subekti, Direktur PKJ-TIM. Taufan.
TOTAL AUTODIDAK.