Description
Ada sebagian anak muda hanya ikut-ikutan karena takut dianggap ketinggalan zaman. Tuntutan lingkungan membuat mereka melakukan segala sesuatu sesuai dengan tren yang ada di sekitar mereka. Mereka sampai lupa pada diri mereka sendiri, lupa dengan keistimewaan mereka. Anak muda adalah pelopor, bukan sebagai penikmat. Apalagi penikmat segala sesuatu yang membuat pemikiran mereka terjajah.
Kebanyakan mereka tidak sadar, bahwa pemikiran mereka terjajah. Segala sesuatu yang mereka lakukan hanya semacam plagiat dari yang sudah pernah ada. Anak muda tetap menjadi “Bujang”, tanpa bisa menciptakan sesuatu sesuai dengan keistimewaan mereka.
Kondisi seperti ini membuat segelintir anak muda negeri yang masih peduli dengan keistimewaan mereka melakukan terobosan, dengan cara mencari lubang yang akan ditambal agar pemikiran mereka bisa mengalir dan tidak jatuh terperosok pada lubang tersebut.
Tiga anak muda Tinta Emas Negeri mencoba kembali membuka cakrawala berpikir dengan merdeka melalui tulisan-tulisan yang beradab dan beretika, orisinal yang memiliki filosofi. Berdasarkan realitas, pemikiran dan hati. Mereka berusaha untuk tidak memanipulasi diri. Dan yang pasti mereka berusaha untuk tidak terus menjadi anak muda “Bujang” yang sering terperosok pada lubang.
Tiga anak muda Tinta Emas Negeri menjadi contoh bagi kita semua, bahwa merdeka itu bukan hanya sekedar ucapan, tetapi terwujud dalam pemikiran dan karya. Mereka sekarang ibarat meniti sambil merajut jembatan putus, semoga kita nantinya bisa ikut menyeberang. Memperlihatkan kemerdekaan dan keistimewaan yang kita miliki, seperti tiga anak muda Tinta Emas Negeri.
Dalam setiap tulisan yang mereka ukir, sangat mudah untuk dimengerti. Memperlihatkan karakter mereka sebagai generasi bangsa yang masih peduli dengan negerinya. Bangsa yang kaya literasi, sekarang mulai tergerus dengan pengaruh-pengaruh luar, yang mementingkan ‘panjat status’. Literasi hanya dipakai untuk istilah, tidak pernah benar-benar diterapkan. Akhirnya status didapat dengan cara yang tidak jelas, prioritas mereka menggapai tujuan tanpa memedulikan proses yang mendalam sebagai pembentuk karakter dan akhlak diri.
Reviews
There are no reviews yet.