Description

Di abad-abad lampau, atau di masa-masa tahun yang sulit terbilang, orang-orang mengungkapkan pikiran dan perasaannya tentu lewat bicara. Tapi ada hal-hal yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Maka mereka membuat gambar-gambar di dinding goa, patung, simbol-simbol, bermacam tarian dan nyanyian.

Namun, itu mungkin masih terlalu ribet. Simbol dan gambar-gambar itu disederhanakan lewat aksara yang tercipta kemudian. Lalu terbentuk kata, terangkai kalimat, hingga mempermudah orang mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

Untuk hal-hal tertentu sedikit merepotkan dengan kalimat yang panjang. Seseorang yang pikirannya berkecamuk setelah bertemu lawan jenisnya, tidur taknyenyak, makan takenak, maka orang menyingkatnya dengan kata, jatuh cinta.

Dari sana beriringan lahir istilah, ungkapan, pepatah, pameo, dan segala macamnya. Semuanya itu untuk meringkas peristiwa. Puisi termasuk di dalamnya.

Puisi pada dasarnya adalah ringkasan peristiwa. Lima halaman peristiwa bisa diringkas hanya dengan beberapa kata, atau hanya satu kalimat saja. Jakarta, misalnya. Jutaan peristiwa ada di dalamnya. Yang tak mengenakkan, puisi dapat meringkasnya dengan satu kata: Neraka!

Tentu taksekadar memindahkan peristiwa. Dia ada rima, permainan bunyi, pemilihan kata yang taksembarang tempel. Puisi adalah sebuah bentuk karya sastra, dan sastra bagian dari seni, dan seni itu indah.

Pun, buku kumpulan puisi Tiga Bicara Hujan ini. Puisi-puisi di dalamnya adalah ringkasan peristiwa di Indonesia, juga sedikit belahan dunia lain. Dari dinamika sosial, politik, juga budaya. Juga potret kaum marjinal. Cinta, tentu.

Puisi-puisi di buku ini juga memotret perkembangan teknologi informasi yang berlari cepat. Internet membuat orang-orang gegar literasi. Seperti ada mainan baru. Di linimasa bertebaran unggahan kata-kata semaunya, seadanya. Kata-kata benci dan cinta ditulis seingatnya, dan berubah secepatnya, tergantung situasi yang mengelilinginya.

Buku ini tentu hanya keping kecil, di antara jutaan keping peristiwa lainnya. Tentu ada orang lain yang memotret dan menuliskannya, dengan cara dan gayanya masing-masing. Mungkin, Anda salah satunya.