Description
Di tangan Anisa Ariyani, siapa sangka cinta menjelma hu-bungan amat rumit, tak lazim serta menjadi begitu teror, bahkan meski cinta antara anak dan orang tua kandung seka-lipun.
Yang menarik, sekumpulan karya dalam buku ini tak lagi berputar di kisaran lapis-lapis kesadaran, melainkan berlari hingar menuju Opera Aperta—istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh pakar semiotik dari Itali, Umberto Eco. Maka menjadi sesuatu yang tak mengherankan bila kemudian teks yang terhimpun dalam buku ini terasa begitu liar, penuh daya kejut, namun secara aneh tetap tak menjebak ke upaya lama yang umumnya memuara hanya ke ruang kon-templasi, melainkan lebih kepada menuju puncak kedalaman yang memungkinkan teks tak lagi perlu berkata-kata sebab pembaca yang kemudian sepenuhnya menyusun cerita pasca menyesap kenikmatan yang ada di setiap kisahnya.
Reviews
There are no reviews yet.