#ODOA (One Day One Ayat)

Penulis: Urip Widodo
Genre: Religi Non Fiksi
14x21cm, 173 halaman, paperback


Al-Quran adalah kalam Allah SWT. Semua isinya adalah kebenaran. Semua isinya adalah pedoman bagi semua manusia dalam menjalani hidup di dunia ini. Maka, tepat kalau Al-Quran disebut sebagai way of life.

Kehendak-Nya lah bahwa Al-Quran disampaikan dalam bahasa Arab. Bagi kita yang tidak mengerti bahasa Arab tentu sangat sulit memahami Al-Quran. Padahal, bagaimana kita mau menjadikannya way of life kalau untuk mengerti saja tidak.

Tidak hanya dalam hal bahasa, kesulitan kita dalam memahami Al-Quran. Sebagai kalam Allah SWT, sebagai Khalik, Sang Pencipta, tentu tidak sebagaimana ungkapan kita, manusia, sebagai makhluk. Ayat-ayat Al-Quran tidak cukup diterjemahkan, ke bahasa Indonesia misalnya, tetapi membutuhkan penghayatan, perenungan, atau istilahnya Tadabur.

Kewajiban setiap Muslim terhadap Al-Quran setelah Tilawah (membaca) adalah mentadaburinya atau merenungkan maknanya, apa yang ‘diinginkan’ oleh Allah dengan firman-Nya tersebut. Alhamdulillah, sekarang banyak kitab-kitab tafsir yang diterjemahkan, sehingga kita membacanya untuk mengetahui kandungan makna dari setiap ayat-ayat Al-Quran.

Buku ini tentu saja bukan tafsir, sebagaimana disebutkan tadi. Buku ini hanya hasil perenungan (tadabur) dari beberapa ayat Al-Quran. Penulis mentadaburi ayat-ayat Al-Quran dan dihubungkan dengan keseharian yang diketahui dan dialami penulis. Tentu saja tujuannya sama, untuk lebih memahami makna dari ayat-ayat yang ditadaburi tersebut.

Dengan bahasa sederhana plus pengetahuan yang dimilikinya serta dari kitab-kitab tafsir dan referensi lainnya, penulis berusaha menjelaskan hasil perenungannya dalam sebuah tulisan ringkas.

Karena tidak semua ayat Al-Quran ditadaburi, dan dilakukan secara acak, maka urutan isi buku ini pun seperti tidak beraturan, dalam arti tidak runut sebagai urutan surat Al-Quran. Namun, diupayakan diurut dengan memulai dari ayat-ayat yang akan mengagungkan Allah SWT, ayat yang mengingatkan manusia hanya makhluk lemah yang memiliki tugas untuk beribadah.

Dilanjutkan dengan ayat-ayat yang menjelaskan bagaimana idealnya kita, manusia, berperilaku selama hidup di dunia ini. Karena dengan adanya godaan setan dan hawa nafsu manusia sering ‘tepeleset’ melakukan dosa,

Urutan terakhir merupakan hasil perenungan dari ayat-ayat Al-Quran yang dihubungkan dengan realita sekarang. Baik dari sisi kondisi zaman, perkembangan ilmu pengetahuan, serta hubungan antar manusia.

Mentadaburi setiap hari satu ayat adalah upaya yang cukup sebagai upaya selalu mendekatkan diri dengan Al-Quran. Upaya yang sederhana juga – dalam arti bisa dilakukan semua orang – untuk memahami kandungan makna Al-Quran. Dan yang terpenting, Tilawah dan Tadabur, sebagai bukti kita telah berusaha menjadikan Al-Quran sebagai way of life.

Jadi, mari kita mentadaburi Al-Quran. ODOA, one day one ayat.



Update Post