sinopsis

Menulis Novel: Sinopsis

Tahun 2021, Perpusnas sebagai Badan yang berhak mengeluarkan ISBN menerapkan aturan baru bagi pemohon ISBN. Dalam formulir permohonan tercantum kotak teks ‘Sinopsis’ yang wajib diisi.

Pertanyaannya: Apakah menulis sinopsis merupakan tugas penerbit? Tentu tidak, Bambaaang! Itu tugas PENULIS. Dan jangan harap ini menjadi tugas EDITOR.

Jadi, kami harapkan setiap penulis yang ingin bukunya diterbitkan PIMEDIA untuk menulis sendiri sinopsis buku miliknya.

Di sini aku hanya membahas sinopsis novel, karena penulis novel adalah makhluk yang paling malas menulis sinopsis bukunya sendiri (bahkan, termasuk aku. Padahal aku anak baik, peramah, rajin, dan baik hati).

𝐀𝐩𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐒𝐢𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬?

Sinopsis adalah kisah singkat dari plot naskah, karakter, latar, gaya dan suasana hati. Dikelompokkan menurut bab berikut cuplikannya, sinopsis menjadi jawaban pertanyaan tentang isi novel.

Sinopsis menunjukkan bakat menulis kamu. Iya … kamu!

Sinopsis menunjukkan kemampuanmu menyusun cerita yang bagus dan, di atas segalanya, memaksa editor membaca naskah lengkapnya.

Banyak penulis tidak suka menulis sinopsis, termasuk aku. Kenapa? Capek, tau! Udah nulis panjang-panjang empat puluh ribu sampai seratus ribu kata, eh … disuruh meringkas jadi beberapa ratus kata saja.

Dengan jumlah kata yang terbatas, apa lagi namanya kalau bukan penyiksaan bagi kita para penulis novel yang agung?

Tapi kami yang penerbit tidak mau tahu. Kita, eh … kalian penulis harus mampu mengidentifikasi bagian mana yang masuk dan mana yang dimutilasi.

Seperti kebanyakan kerjaan yang kedengarannya mustahil, jika dikerjakan sedikit demi sedikit, maka akan sedkit juga. Gampang, kan? Kaaan!

𝐀𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐃𝐢𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐒𝐢𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬?

Tidak ada aturan baku tentang bagaimana kamu harus membuat sinopsis … etapiii! ada beberapa saran yang mungkiiiin harus kamu lakukan dengan benar.

1. 𝘜𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘦𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢.

Salah satu kesalahan terbesar yang dibuat oleh pengarang newbies adalah menyembunyikan ending sinopsis. Kamu harus menunjukkan bagaimana ending ceritamu, newbies! Tidak ada yang lebih menyebalkan gue sebagai editor daripada tiba pada akhir yang tidak memuaskan.

Aku kasih tempe, kalian boleh saja berharap pembaca terhenyak oleh klimaks yang meledak, twist 540 derajat bikin sesak napas masuk angin … etapiii! Jangan mengharapkannya dari editor. Ingat, editor adalah orang yang akan meloloskan novel kamu ke penerbit.

𝘊𝘈𝘛𝘈𝘛𝘈𝘕:

Akhir cerita mungkin sengaja dibuat tidak meyakinkan, dan ini baik-baik saja. Nonton STAR WARS: THE EMPIRE STRIKE BACK?

Ending novel kamu mungkin merupakan bagian dari seri yang tidak lengkap atau mungkin kamu ingin membiarkan imajinasi pembaca menemukan endingnya sendiri.

Yang penting, selama kamu dapat membuktikan bahwa akhirnya berhasil dan benar-benar menyajikan bagaimana pengungkapannya sepanjang jalan cerita. Bukan twist ujug-ujug hantu pembunuhnya nongol di bab terakhir!

2. 𝘉𝘶𝘬𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘯𝘰𝘷𝘦𝘭 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘤𝘢𝘤𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢.

Seorang editor dapat menemukan masalah besar pada naskah kamu hanya dengan membaca sinopsisnya. Motivasi tokoh mungkin tidak sesuai dengan keputusannya, atau prolog yang tidak nyambung dengan isi cerita, dan seterusnya. Etapiii! Kalau kamu betul menyusun sinopsis, editor akan melihat bahwa novel kamu tersusun secara holistik. dengan motivasi karakter yang kuat dan aliran yang wajar dan masuk akal dari prolog atau bab 1 hingga epilog atau kata TAMAT.

Jangan pernah menunggu editor melihat kekurangan novelmu. Jika kamu sudah dapat menemukannya sendiri setelah menulis sinopsisnya, pertimbangkan untuk menunda mengirimkannya ke editor sampai naskahmu memuaskan dirimu sebagai penulisnya.

3. 𝘚𝘪𝘯𝘰𝘱𝘴𝘪𝘴𝘮𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘶𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯!

Sinopsis adalah satu-satunya kesempatanmu untuk menarik perhatian penerbit.

Anggap saja seperti trailer film sebelum film utama diputar yang memberikan gambaran keseluruhan cerita. Di bioskop, saat cuplikan yang menarik berakhir, kamu menoleh ke cem-cemanmu dan berkata, ‘Aku tidak sabar untuk menontonnya’.

Editor juga demikian. Saat sinopsis novelmu muncul di laptopku (aku di sini adalah seorang editor), kamu ingin aku menoleh ke aku yang penerbit dan berkata, Aku tak sabar untuk membaca dan mengedit yang ini’.

Pakai semua apa yang kamu punya untuk menonjolkan sinopsis novelmu. Gunakan bahasa yang hidup dan emosional. Pastikan mood sinopsis sesuai dengan novelmu. Tunjukkan kepada editor bahwa novelmu layak dipasarkan dan lakukan segala cara untuk membuktikan bahwa bukumu akan laku.

𝐀𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐁𝐎𝐋𝐄𝐇 𝐃𝐢𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐒𝐢𝐧𝐨𝐩𝐬𝐢𝐬?

Apa pun jenis sinopsisnya dan ke mana pun kamu mengirimkannya, ingat apa haram kamu tulis sebagai sinopsis.

1. 𝘎𝘢𝘳𝘪𝘴 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘱𝘭𝘰𝘵

Istilah ‘sinopsis’ dan ‘garis besar’ beda-beda tipis, etapiii! Pada kenyataannya sangat berbeda.

Garis besar adalah jawaban soal esai matematika aljabar anak SMP, garis besar adalah ringkasan peristiwa dari bab ke bab. ‘Pertama Nurlela terlambat masuk di hari pertama sekolah dan bertemu senior galak Gangnamboi, lalu mereka melakukan itu, dan setelah seseorang dari gang anak nakal yang anu melakukan itu, sehingga terjadi …’ dan seterusnya.

Garis besar yang seperti flowchart untuk program bahasa BASIC bagus untuk menunjukkan alur pikiran kamu, tapi kami para editor TIDAK akan tertarik kalau sinopsisnya seperti itu. Sebagus apa pun novelmu, kalau sinopsismu tidak ditulis dengan baik, kami editor akan mengira bahwa novelmu akan sama saja JELEKNYA dengan sinopsisnya. Garing.

2. 𝘚𝘪𝘯𝘰𝘱𝘴𝘪𝘴 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘣𝘳𝘰𝘴𝘶𝘳 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘣𝘭𝘶𝘳𝘣

Akankah penerbit menyukai sinopsis karanganmu atau berakhir di recycle bin pojok kiri atas desktop lepi?

Penasaran? ingin tahu jawabannya?

Menulis sinopsis seperti ini mungkin akan menggoda editor untuk membaca lebih lanjut, bukan? Kamu ingin menggoda editor sampai lupa mandi cuci kakus, bukan?

Salah.

Saat menulis sinopsis, pengarang gampang terjebak untuk menggunakan bahasa brosur atau blurb pada halaman belakang hardcover maupun softcover. Tapi ini bukan tujuan sinopsis, Fulgoso.

Sinopsis harus jelas dan ringkas, mengungkapkan esensi cerita tanpa ambiguitas. Pakai pertanyaan retoris secukupnya, dan jangan dipakai untuk menciptakan ketegangan pada yang membaca.

3. 𝘔𝘦𝘯𝘫𝘦𝘭𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘮𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘭𝘢𝘵𝘢𝘳 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯𝘨

Akan sangat membantu jika memasukkan tema dalam sinopsis, tetapi tidak perlu memaparkan di bagian mana dalam novelmu. Kalau kamu sudah menulis sinopsis dengan baik, tanpa diajarkan editor akan dapat ‘merasakan’ temanya.

Dan juga tidak akan ada kata cukup untuk menjelaskan latar belakang dengan sangat detail. Tidak perlu merinci bagaimana jagat ceritamu lahir atau bagaimana protagonis memengaruhi kepribadian setiap tokoh.



Update Post

GOWES CINTA

Gowes Cinta

Penulis: Tari AbdullahDim. 13cmx19cm; 132 halaman; paperbackGenre: Novel, Romansa, Wisata Dengan adanya novel