Penulis: Ikhwanul Halim, Wiselovehope, Desi Suyamto, Danu Supriyati, Vi Vone, Fidèlé Amour, Latifah Hardiyatni, Mita Yulia Hikmawati, Immanuel Herman
Genre: Puisi
12×17 cm, 94 halaman, paperback
“Puisi” berasal dari kata Yunani “poiesis” yang berarti “menemukan”.
Namanya juga penemuan, tentu menyangkut soal penghayatan, juga pertanyaan tentang realitas dalam diri maupun di luar diri dan bagaimana mencari jawabannya.
Dengan ramainya event menulis puisi di berbagai media sosial, kaum milenial, Gen-Z, hingga ke generasi stroberi merasa tertantang untuk muisi—menggubah puisi—sesuai dengan tema yang menjadi inspirasi.
Kami ingin menghidupkan genre puisi yang pernah menjadi tonggak perlawanan terhadap kemapanan.
Awalnya, Puisi Mbeling adalah nama kolom majalah Aktuil asuhan Remy Sylado pada tahun 1972-1973, untuk menampung kreatifitas anak muda. Kata mbeling berasal dari bahasa Jawa yang berarti nakal, susah diatur, memberontak.
Sesuai dengan namanya, puisi mbeling tidak mengikuti aturan-aturan pada penulisan puisi pada umumnya. Tentunya puisi-puisi seperti ini tidak akan bisa masuk ke majalah sastra yang punya ukuran estetika tersendiri.
Kalau kata saya, puisi mbeling adalah cerpen dengan plot twist dalam format puisi. Tapi da saya mah apa atuh. Cuma remahan kastengel dalam blek Monde Butter Cookies.
Apakah puisi yang ada di sini layak disebut ‘Puisi Mbeling’, itu terserah Anda, pembaca. Kalau menurut Anda tidak mbeling, yang penting Anda sudah mbeli buku ini.